Pelajaran dalam sekolah mungkin tidak mengajarkan kesetiaan dan penghianatan. tapi sejarah dunia mengungkapkan bahwa dari kesetiaan dan penghianatan lah terlihat kualitas. Pelajaran awal bisa kita mulai dari pemberontakan yang terjadi di negara-negara di seluruh dunia. memang dalam bersatu selalu ada yang mau terlihat superior atau bahkan merasa tidak perlu bersatu. sehingga orang2 itu melakukan pemisahan diri.
Ego yang merasa bahwa dirinya bisa lebih hebat dan lebih besarlah, yang secara mayoritas membuat semua itu terjadi. timbulnya penghianatan terhadap suatu bangsa atau negara dengan asumsi bahwa kelompok mereka bisa memerintah dengan cara lain sehingga yakin dengan cara mereka sendiri mereka memisahkan diri.
Memang dalam demokrasi tidak pernah ada salahnya bila ada kelompok yang merasa superior dan hebat dibanding yang lain dan walaupun kebebasan berkumpul itu dijamin oleh UUD’45 ada baiknya selain memakai patokan itu marilah kita memakai semboyan yang mungkin terlupakan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Mari kita belajar dari bekas anggota SCI (tidak perlu disebutkan), dari kejadian yang terjadi sampai saat ini telah dibuktikan bahwa kesetiaan adalah sesuatu yang wajib dimiliki jika kita mau tetap bersatu. kesetiaan berarti setia pada satu hal yang kita yakini bersama bahwa “kita semua menjadi satu dan menjadi besar bersama”.
Memang kadang ada ego dan arogansi untuk terlihat lebih sehingga seolah olah bahwa tanpa bersatu dan berdiri sendiri akan menjadi besar dengan cara yang lain. Sedangkan kalau bisa dipikirkan dengan analogi, kita sekarang sudah memiliki rumah. dan rumah tersebut bernama SCI. Yang dimana dalamnya ada kamar-kamar yang berisi club anggota SCI.
Sampai sekarang kamar itu terus bertambah, rumah itu makin besar. tapi pada saat itu ada anggota SCI yang bahkan sudah dipersilahkan berbagi kamar malah berusaha mengambil tempat di kamar yang lain tanpa ada ijin ke pemilik kamar lain. tapi pada saat mereka dicomplain oleh pemilik kamar, mereka merasa bahwa mereka juga merasa bisa berekspansi segala arah karena mereka merasa bahwa mereka juga bisa membuat rumah seperti SCI. Tapi pelajaran pahit ternyata mereka juga harus terima bahwa pemilik kamar mereka juga ada yang memisahkan diri.
Mari kita belajar dari hal itu semua. bahwa sesungguhnya bersatu itu indah dan jika bisa sekarang kami anggota SCI berkata dengan bangga lihatlah kemana pun kami pergi kami tidak pernah keluar dari rumah kami, “karena kami satu”. kami diterima dengan tangan terbuka di kamar yang lain sebagai sesama pemilik rumah kami “SCI (Satria Club Indonesia)”.
JSC (099)
“The Wolf”
Editor : JSC 215